Powered By Blogger

Sabtu, 01 Januari 2011

REVIEW JURNAL
DIMENSI EKONOMI POLITIK PEMBANGUNAN INDONESIA

TUNTUTAN REFORMASI
            Pada awal tahun 1960an sampai pada pertengahan tahun 1990an, indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat luar biasa. Penghasilan meningkat dari sekitar USD 70 menjadi lebih dari USD 1000 (Boediono,2008). peningkatan yang luar biasa ini yang menjadikan Indonesia sebagai contoh sukses pembangunan oleh berbagai negara lain. Dengan peningkatan taraf hidup yang luar biasa seperti tersebut diatas, kenapa timbul keresahan dan tuntutan di masyarakat?
            Kalau kita perhatikan, perkembangan ekonomi yang baik tampa diikuti oleh perkembangan perkembangan yang lain, bukan menjadi jaminan tidak adanya tuntutan dari masyarakat. Akhir dari kekuasaan orde baru menunjukkan bahwa praktek korupsi, penyalahgunaan wewenang dan kroniisme dikalangan dunia usaha begitu merajalela. Masyarakat muak dengan kondisi tersebut. Maka tuntutan reformasi diberbagai aspek kehidupan tidak terelakkan lagi. Rasa keadilan masyarakat terusik. Meskipun ordebaru dengan berbagai cara untuk mengendalikan informasi, menutup saluran saluran kritis, bahkan memenjarakan orang yang berpendapat berbeda, hal tersebut tidak bisa membungkam dan mengendalikan luberan emosi massa yang menuntut adanya reformasi diberbagai aspek kehidupan bernegara. Reformasi yang menjadikan suharto lengser dari kekuasaan yang lebih dari 30 tahun.
            Ada beberapa motif yang menjadi dasar dari gerakan reformasi tersebut, yaitu: (1) Perbaikan ekonomi, (2) perbaikan tata pemerintahan atau governance, (3) supremasi hukum, (4) Demokrasi.

PROSES TRANSFORMASI
            Kristalisasi proses transformasi dari masyarakat yang berpenghasilan rendah,tertutup dan tidak demokratis menjadi masyarakat yang berpenghasilan tinggi, terbuka dan demokratis merupakan tujuan dan konsepsi hampir semua negara berkembang di dunia ini.
            Researc menunjukkan bahwa tingkat kemajuan ekonomi merupakan faktor penentu penting bagi keberlanjutan demokrasi. Suatu studi yang banyak diacu menyimpulkan bahwa, berdasarkan pengalaman empiris selama 1950-90, rejim demokrasi di negara negara dengan penghasilan perkapita 1500 dolar (dihitung berdasarkan purchasing power parity (PPP)-dolar tahun 2001) mempun yai harapan hidup hanya 8 tahun. Pada tingkat penghasilan perkapita 1500 – 3000 dolar, demokrasi bisa bertahan rata rata 18 tahun. Pada penghasilan perkapita di atas 6000 dolar daya hidup sistem demokrasi jauh lebih besar dan probabilitas kegagalannya hanya 1/500.
            Posisi Indonesia? Apabila kita hitung berdasarkan purchasing power parity (PPP-dolar) 2006 penghasilan perkapita Indonesia diperkirakan sekitar 4000 dolar. Sedangkan batas kritis bagi demokrasi sekitar 6600 dolar. Indonesia belum pada batas kritis untuk aman dalam mempertahankan demokrasi untuk bertahan.
            Delema dalam demokrasi adalah bagaimana memadukan rasionalisme dengan populisme, pemerintahan yang efektif dengan pemerintahan yang representatif, teknokrasi dengan demokrasi. Demokrasi pada dasarnya adalah rasional, tetapi pada tataran praktek sering menjadikan kebijakan yang bersifat populisme sesaat yang lebih dominan. Populisme sesaat, terkadang lebih menjerumuskan untuk mengapai tujuan tujuan jangka menengah dan panjang. Kebijakan populisme lebih cenderung sebagai alat untuk mengambil hati rakyat yang sifatnya sesaat dan demi mempertahankan kekuasaan semata.

DEMOKRASI KEDEPAN
            Demorasi mau tidak mahu adalah pilihan yang tidak bisa kita elakkan.
Bagaimana demokrasi kedepan agar bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan? Pertama adalah kohesi sosial, yaitu kemampuan untuk mempertahankan eksistensi dan keutuhannya sepanjang perjalanan.
            Dari segi kekuatan kohesi sosial indonesia, Indonesia memiliki keragaman budaya, agama, tradisi, dan temperamental yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Saparatisme merupakan hal yang tidak asing di negara kita, meskipun bukan kekuatan yang dominan. Demokrasi dan transformasi menuju keterbukaan apabila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi pemicu disharmonisasi berbangsa bahkan bisa menjadi perpecahan yang berujung pada hancurnya bangsa.
            Kedua kinerja ekonomi, prioritas utama bagi negara negara berpenghasilan rendah seharusnya adalah tumbuh untuk secepatnya.  Bahwa batas kritis aman untuk berkelanjutannya negara demokratis adalah pendapatan perkapita 6600 dolar. Ini harus menjadi prioritas bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dipacu agar mencapai pendapatan tersebut.
            Ketiga kelas pembaharu, yaitu terciptanya suatu kelas pembaharu yang handal yang berperan sebagai pendorong dan pengawal demokratisasi. Demokrasi harus diterjemahkan sebagai demokrasi subtansi, bukan demokrasi yang hanya mekanisme formal (pemilihan umum yang bebas dan terbuka, multi partai, pembagian kekuasaan eksekitif, legeslatif dan yudikatif, peran pers dan sebagainya), tetapi juga nilai nilai dasar yang menjadi roh dari demokrasi itu sendiri.
            Pembedaan antara demokrasi dalam arti mekanisme formal dan demokrasi dalam arti substansi sangat penting. Karena sering kita merasakan meskipun secara formal demokrasi sudah kita penuhi tetapi kita kecewa karena dalam kehidupan nyata kita belum merasakan suasana demokrasi seperti yang di janjikan.
            Peran kelompok pembaharu yang mendukung reformasi dan demokratisasi sangat penting. Kelompok pembaharu ini akan tumbuh subur dalam lingkungan ekonomi yang tumbuh secara tersebar (broad based) dan dilandasi oleh tatakelola yang baik dan iklim usaha yang sehat.
            Hal yang paling mendasar dalam menjaga proses demokratisasi di indonesia adalah bagaimana menjaga eksistensi  dan keutuhan bangsa sepanjang perjalanan transformasinya. Program penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara harus tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembangunan Indonesia. Keikutsertaan indonesia dalam proses globalisasi tidak boleh melengahkan kita dalam nation building. Bahwa pembangunan bukan berarti westernisasi atau eropanisasi atau amerikanisasi. Tetapi pembangunan Indonesia adalah pembangujnan yang mempunyai watak dan hati sebagaimana budaya Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar